Chryshnanda Ekspresikan Kondisi Masyarakat Melalui Pameran Lukisan Rukun

Selasa, 21 Mei 2019 - 04:04 WIB
Chryshnanda Ekspresikan Kondisi Masyarakat Melalui Pameran Lukisan Rukun
Chryshnanda Ekspresikan Kondisi Masyarakat Melalui Pameran Lukisan Rukun
A A A
JAKARTA - Kondisi politik dan masyarakat Indonesia yang cukup memprihatinkan belakangan ini menjadi perhatian seorang perwira polisi yang gemar melukis Chryshnanda Dwilaksana. Brigadir Jenderal Polisi berusia 51 tahun itu pun mengekspresikan kegelisahannya dengan menggores kuas di atas kanvas.

Sebagai seorang polisi, Chryshnanda sudah pasti menginginkan masyarakat Tanah Air hidup rukun, tenteram dan damai. Namun, situasinya saat ini justru menjurus pada kondisi sebaliknya. Dia melihat adanya bahaya tersembunyi yang berpotensi anarkhis dan chaos. Situasi yang sangat membahayakan masyarakat.

Chryshnanda pun mengekspresikan suatu kondisi seperti yang ditulis Plato dalam bukunya The Republik melalui lukisan-lukisan yang dibentangkannya di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat selama kurun waktu 20-29 Mei 2019 dengan tema "Rukun: Rukun Agawe Santosa".

Pameran-Lukisan-Rukun-02

"Apa yang saya lukis sebagai ungkapan situasi dan kondisi masyarakat yang terus diembusi kebohongan diacak-acak emosi bahkan jiwanya hingga tidak tahu lagi mana benar, mana salah," ucap Chryshnanda saat pembukaan pameran lukisan "Rukun: Rukun Agawe Santosa", Senin (20/5).

"Saya mencoba menyelaraskan ide-ide saya tentang masyarakat, sejalan dengan pemikiran Plato dalam bukunya The Republik, masyarakat diibaratkan sebagai big animal and beast (Profesor Setyo Wibowo, 2019; Tanda-Tanda Zaman Majalah Basis)," sambungnya.

Lebih lanjut, Chryshnanda menjelaskan, Plato dalam buku tersebut menguraikan, masyarakat diibaratkan sebagai binatang besar, buas dan liar, serta memiliki kegemaran makan, minum dan seks. Binatang buas ini hanya bisa dikendalikan oleh kaum sofis atau kaum politisi.

Pameran-Lukisan-Rukun-03

Mereka tahu bagaimana cara mengendalikan, memberi kesukaan, hingga kapan harus mengalah saat binatang tersebut mengamuk. Mereka juga bisa mengancam dan menakut-nakuti binatang buas tersebut. "Hal tersebut merupakan gambaran tentang masyarakat yang bisa dikendalikan oleh sekelompok orang," ungkap Chryshnanda.

Dalam pameran Rukun ini, Chryshnanda pun memperlihatkan sebanyak 127 lukisannya, dengan 29 lukisan berukuran besar dan 98 lukisan kecil. "Ini persiapannya pun sangat singkat. Sekitar dua minggu lalu, saya ditanya tentang persiapan untuk melakukan pameran tunggal," kata Chryshnanda.

Di tempat yang sama, seniman lukis yang juga sang kurator, Joko Kisworo mengakui bahwa pameran ini dipersiapkan secara singkat, hanya sekitar 2,5 hari untuk pelaksanaannya. "Saya ini bukan kurator, untuk pameran ini saya hanya provokator," candanya.

Pameran-Lukisan-Rukun-04

Menurut Joko Kisworo, sebagai seorang polisi, Chryshnanda bisa dibilang sebagai pelukis yang sangat produktif. "Terdapat 720 karya, cukup banyak, (bahkan) banyak sekali karyanya Pak Chryshnanda ini. Cukup memusingkan kepala. Untuk pameran ini, Pak Chryshnanda mengangkat tema rukun, menyesuaikan kondisi saat ini," tutur Joko Kisworo.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5160 seconds (0.1#10.140)